BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Islam merupakan agama
yang disempurnakan oleh Allah SWT yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Setelah
agama Islam disempurnakan, maka selesailah tugas Rasulullah di dunia.Allahpun menyuruh
malaikat Izrail untuk menyabut nyawa Rasulullah. Mendengar kabar bahwa
Rasulullah telah wafat dan tidak meninggalkan pesan siapakah pengganti
setelahnya, kaum muslimin bermusyawarah untuk menentukan khalifah setelah
Rasulullah SAW. Maka terpilihlah khalifah-khalifah yang terpilih sebagai
pengganti Rasulullah.
Khalifah-khalifah yang
terpilih adalah Abu Bakar Ash Shiddiq,Umar bin Khaththab,Utsman bin Affan dan
Ali bin Abu Thalib. Mereka dinamai Al Khulafa Ar Rasyidun, yang artinya
khalifah-khalifah yang bijaksana. Dan dalam makalah ini kita akan membahas
pemerintahan khalifah Utsman bin Affan,yaitu khalifah setelah khalifah Umar bin
Khaththab.
Sebelum Umar bin
Kaththab meninggal, dia memilih enam orang sahabatnya yang mendapatkan kabar
gembira dari Rasulullah bahwa mereka akan masuk surga. Mereka adalah Utsman bin
Affan, Ali, Thalhah, Zubair, Abdur Rahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqqash.
Umar beerwasiat kepada enam orang ini untuk memilih salah seorang di antara
mereka untuk menjadi khalifah.[1]
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana biografi Utsman
bin Affan ?
2.
Apa faktor-faktor
terpilihnya Utsman menjdi khalifah ?
3.
Bagaimana
kebijakan-kebijakan pemerintahan Utsman ?
4.
Bagaimana reaksi masyarakat
saat pemerintahan Utsman ?
5.
Bagaimana akhir pemerintaha
Utsman ?
BAB II
PEMBAHASAN
Wafatnya Umar bin Khaththab karena ditikam
oleh Fairuz, yaitu seorang budak Persia yang dendam kepada Umar karena kekuasaan mereka hancur
dan negeri mereka berada di bawah kekuasaan bangsa Arab [2].
Sebelum Umar bin Kaththab meninggal, dia memilih enam orang sahabatnya yang
mendapatkan kabar gembira dari Rasulullah bahwa mereka akan masuk surga. Mereka
adalah Utsman bin Affan, Ali, Thalhah, Zubair, Abdur Rahman bin Auf, dan Sa’ad
bin Abi Waqqash. Umar beerwasiat kepada enam orang ini untuk memilih salah
seorang di antara mereka untuk menjadi khalifah[3].
Terpilihlah Utsman sebagai Khalifah setelah Umar atas pertimbangan kaum
muslimin. Dan kita akan mengetahui siapakah Utsman dan bagaimana perjalanan
pemerintahan Utsman ketika itu.
A.
Biografi Utsman bin Affan
Utsman bin Affan bin Abu Al ‘Ash bin Umayah bin Abdu Syams bin
Abdu Manaf bin Qushay Al Amaw Al Qurasyi lahir pada tahun 574 Masehi.Ibunya
bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Habib bin Abdu Syams.Nenek dari ibunya
bernama Al Baidha’ binti Abdul Muthathalib, bibi Rasulullah SAW[4].
Utsman bin Affan adalah sahabat nabi
dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin.Dia berasal dari Bani Umayyah
dan dari kalangan terpandang di tengah mereka.Utsman dikenal sebagai seorang
pedagang kaya raya yang dermawan dan murah hati.Di kalangan bangsa Arab ia
tergolong konglemerat, tetapi perilakunya sederhana.Seluruh hidupnya diabdikan
untuk syiar agama Islam dan seluruh kekayaannya didermakan untuk kepentingan
umat Islam.[5]
Utsman bin Affan masuk Islam pada usia
34 tahun.Berawal dari kedekatannya dengan Abu Bakar, beliau dengan sepenuh hati
memeluk Islam. Utsman adalah salah seorang yang masuk Islam di masa awal dakwah
Rasulullah dan salah seorang dari sepuluh orang yang pertama kali masuk Islam.[6]
Utsman bin Affan itu kawin dengan Ruqayah
binti Muhammad , puteri Nabi Muhammad.[7]
Ketika kaum musyrikin Quraisy menganiaya kaum Muslimin,Utsman termasuk kelompok
pertama yang hijrah bersama isterinya ke Habsyi. Utsman termasuk sahabat yang
selalu ikut dalam berbagai peperangan kecuali dalam Perang Badar, karena tidak
diizinkan oleh Rasulullah agar menemani dan merawat Ruqayah yang sedang sakit
sampai ia wafat dan dimakamkan pada hari emenangan Muslimin dalam perang
Badar.Setelah itu, Utsman dinikahkan Rasulullah dengan Ummu Kultsum, puteri
Rasulullah, pada tahun 3 H/ 625 M. Utsman bin Affan dijuluki Dzunnurain yang
berarti orang yang mendapat anugerah dua cahaya, yakni sebagai orang yang
mendapatkan anugerah memperisteri dua puteri Rasulullah SAW : Ruqayah dan Ummu
Kultsum.Ummu Kultsum wafat pada tahun 9 H/631 M.
Utsman dikenal memiliki dua sifat utama
dalam dirinya, yakni :
1. Rasa malu. Tidak ada seorang pun yang memiliki dua sifat utama
yang demikian kuat sebagaimana yang dimiliki oleh Utsman. Sampai-sampai Nabi
SAW malu padanya dan bersabda dalam hadits riwayat Muslim, “Tidakkah engkau
malu pada seorang lelaki di mana malaikat pun sangat malu padanya.”
2. Pemurah. Tidak ada seorang pun dari kalangan Quraisy yang
memiliki sifat pemurah melebihi diri.[8]
B.
Faktor-Faktor Terpilihnya
Utsman Menjadi Khalifah
Ketika Umar bin Khaththab jatuh
sakit, dibentuklah dewan musyawarah yang terdiri dari Ali bin Abi Thalib,
Utsman bin Affan, Sa’ad bin Abu Waqqash, Abdurrahman bin Auf, Az zubair bin Al
‘Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Abdullah bin Umar. Namun, khusus untuk Abdullah
bin Umar tidak dicalonkan apalagi dipilih.
Ketika musyawarah itu
berlangsung, Abdurrahman bin Auf memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa
diantara mereka yang bersedia mengundurkan diri. Lalu ia mengundurkan diri dari
pencalonan dan tiga diantara mereka menyusul. Tinggallah Utsman dan Ali.
Abdurrahman ditunjuk sebagai penentu. Abdurraman bermusyawarah dengan para
sahabatnya dan para komandantentara serta bersama para tokoh terkemuka kaum
Muslimin untuk menentukan siapa yang lebih pantas untuk dipilih dan diangkat
sebagai khalifah diantara para calon.[9]
Abdurrahman bin Auf memantau
pendapat masyaraka, suara masyarakat pada saat itu cenderung memilih Utsman
menjadi khalifah ketiga. Sejak saat itu, tampaklah dalam masyarakat Islam
persaingan di antara meraka; satu kelompok sebagai pendukung Ali dan
satunya lagi sebagai pendukung Utsman.[10]
Setelah memperhatikan dan bermusyawrah Abdurrahman memutuskan Utsman menjadi
khalifah. Maka dibai’atlah Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga setelah
khalifah Umar bin Khaththab.
Adapun terpilihnya Utsman bin
Affan menjadi khalifah disebabkan oleh beberapa faktor :
Salah seorang dari sepuluh orang yang mendapat jaminan akan
masuk surga;
Teladan berkopetensi;
Salah seorang di antara para perawi hadits;
Dipercaya oleh kaum muslimin;
Ketika pemilihan masyarakat cenderung memilihnya;
Ketika ditanya sanggup memegang pemerintahan Utsman menjawab
sanggup, sedangkan Ali menjawab hanya akan mengambil langkah sepengetahuannya;
Seorang yang dermawan.
C.
Kebijakan-Kebijakan
pemerintahan Utsman bin Affan
1. Administrasi Pemerintahan
Pelaksanaan
administrasi pemerintah di daerah, Khalifah Utsman bin Affan mempercayakan
kepada seorang gubernur untuk setiap wilayah atau propinsi. Pada masa
kekhalifahan Madinah dibagi menjadi 10 propinsi dengan masing-masing
gubernur/amirnya, yaitu :
·
Nafi’ bin al-Haris
al-Khuza’i, Amir wilayah Makkah;
·
Sufyan bin Abdullah
al-Tsaqafi, Amir wilyah Thaif
·
Ya’la bin Munabbih Halif
Bani Naufal bin Abd. Manaf, Amir wilayah Shana’a
·
Abdullah bin Abi Rabiah,
Amir wilayah al-Janad;
·
Utsman bin Abi al-Ash
al-Tsaqafi, Amir wilyah Bahrain;
·
Al-Mughirah bin Syu’bah
al-Tsaqafi, Amir wilayah Kuffah;
·
Abu Musa Abdullah bin Qais
al-Asy’ari, Amir wilayah Basarah;
·
Muawiyah bin Abi Sufyan,
Amir wilayah Damaskus;
·
Umair bin Sa’ad, Amir
wilayah Himsh;
·
Amr bin Ash al-Sahami, Amir
wilayah Mesir.[11]
Gubernur atau Amir adalah wakil
khalifah di daerah untuk melaksanakan tugas administrasi pemerintah dan bertanggungjawab kepadanya.
2.
Perluasan Wilayah Islam
Masa pemerintahan Utsman bin
Affan tidak terputus dengan rangkaian penaklukan yang dilakukan kaum muslimin
pada masa pemerintahan khalifah umar bin khathab.Utsman harus bekerja lebih
keras lagi dalam mempertahankan dan melanjutkan perjuangan panji Islam, karena
pada pemerintahan sebelumnya telah tersiar negeri-negeri yang telah ditaklukan
oleh Islam , sehingga adanya ancaman dan rintangan pemberontakan berbalik
dari pihak mereka.Akan tetapi, Utsman
dapat meredakan dan mengatasinya dengan baik, bahkan pada masa ini Islam
berhasil tersebar hampir ke seluruh belahan dunia, mulai dari Anatolia, dan
Asia kecil, armenia, Kaukus, Bulukhistan, Afganistan , Azarbaijan, Kurdistan,
Heart, Tus, Naisabur, Samarkand, Tashkent,
Turkmenistan, Khurasan dan Thabrani Timur hingga Timur Laut seperti Libya,
Aljazair, Tunisia, Maroko dan Ethiopia.[12]
Maka Islam lebih luas wilayahnya jika
dibandingkan dengan Imperium sebelumnya yakni Romawi dan Persia karena Islam
telah menguasai hampir sebagian besar daratan Asia dan Afrika.
3.
Pembentukan Armada Laut
Islam Pertama
Sebenarnya ide untuk membuat
armada laut sudah ada sejak kekhalifahan Umar bin Khathab,namun ketika itu Umar
menolaknya, karena khawatir akan membebani kaum Muslimin pada saat itu.
Pada kekhalifahan Utsman,
Muawiyah meminta izin agar dibangunnya armada laut,karena harus menghadapi
serangan-serangan Angkatan Laut Romawi di daerah-daerah pesisir
provinsinya.Permohonan itu di kabukan,dengan syarat pembuatan Armada Laut
tersebut tidak memaksakan kaum muslimin,hanya oarang-orang sukarela membuatnya.
Muawiyah menyetujuinya, dan pembuatan Armada Laut terlaksana dengan baik,
sehingga dapat merebut kekuasaan wilayah Romawi.
4.
Pembangunan Sarana-Sarana
Kepentingan Umum
Pembangunan sarana-sarana di
wilayah-wilayah kekhalifahan Islam masa
pemerintahan. Utsman bin Affan yang luas berkembang pesat.pada masanya Utsman
bin Affan membangun angkatan laut, membangun sebuah bendungan yang besar untuk
melindungi Madinah dari bahaya banjir dan mengatur persediaan air untuk kota
itu.Ia juga membangun jalan, masjid, jembatan, rumah tamu di berbagai wilayah
dan memperluas Masjid Nabawi.[13]
Jalan-jalan yang menuju ke
Madinah dilengkapi dengan fasilitas bagi
para pendatang. Tempat-tempat persediaan air dibangun di Madinah,di kota-kota
padang pasir,dan di ladang-ladang peternakan unta dan kuda.[14]
Pembangunan sarana –sarana ini menunjukan bahwa Utsman bin Affan sebagai
khalifah sangat peduli dan memperhatikan kemaslahatan publik.
5.
Kodifikasi Alquran
Pada masa khalifah Abu Bakar
penyusunan Alquran dilakukan atas usulan dari Umar bin Khaththab yng kemudian
disimpan di tangan isteri Nabi Hafsah binti Umar.ketika kekhalifahan dipegang
Utsman penyebaran Islam semakin luas maka banyak ditemukan perbedaan lahjan dan
bacaan terhadap Alquran. Maka Utsman menyusun kembali Al-Qur’an yang ada pada Hafsah
binti Umar dan menyeragamkannya kedalam bahasa Quraisy agar tidak terjadi
perselisihan antara umat dikemudian hari.
Khalifah
Utsman menginginkan agar agar kitab Alquran tidak mempunyai banyak versi bacaan
dan bentuknya, sehingga mushaf berbagai versi masing-masing kabilah di bakar
kecuali mushaf yang sesuai dengan naskah Alquran aslinya.[15]
D.
Reaksi Masyarakat ketika pemerintahan Utsman bin Affan
Ketika
Utsman bin Affan terpilih menjadi khalifah, kaum muslimin terbagi menjadi
pendukung kaum Amawi dan Hasyimi atau Alawi.[16]
Walaupun begitu Utsman menjalankan pemerintahannya dengan baik. Akan tetapi,
ketika pergantian gubernur yang di ganti dari Bani Umayyah, masyarakat menuduhnya
bahwa ia telah melakukan nepotisme. Mereka juga menuduh pejabat-pejabat Umayyah
suka menindas dan menyalahkan harta Baitul Mal.[17]
Utsman adalah seorang yang sederhana dan lemah
lembut, sehingga dimanfaatkan oleh keluarganya , pemerintahanya berada di bawah
kendali para familinya. Langkah politiknya yang lemah dan keterpihaknya kepada
kaum kerabat telah menimbulkan kebencian dari penduduk Madinah dan sejumlah
besar penduduk kota-kota di berbagai negeri Islam. Maka timbullah fitnah yang
mengkibatkan terbunuhnya Utsman.
E.
Akhir Pemerintahan Utsman bin Affan
Enam tahun pemerintahan Utsman
bin Affan berjalan dengan baik, yaitu masa yang penuh dengan prestasi dan
kesejahteraan perekonomian yang tidak ada duanya. Pada saat itu administrasi
berjalan dengan efektif dan perluasan wilayah Islam berkembang pesat sampai
wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kekuasaan di Madinah saat itu.
Pada tahun-tahun berikutnya
kejayaan itupun mulai tergoncang dan goyah, berbalik dari sebelumnya. Itu
disebabkan adanya fitnah dan kedengkian musuh-musuh Islam yang diarahkan kepada khalifah Utsman bin Affan. Akibatnya
pemberontakan terjadi, mereka mengepung kediaman Utsman bin Affan .[18]
Utsman meminta pengiriman pasukan ke Madinah, akan tetapi pemberontak itu
berhasil memasuki rumah Utsman. Mereka membunuh Utsman yang sedang membaca
Alquran dengan pedang dan merampok harta Baitul Mal. Peristiwa ini terjadi pada
bulan Dzulhijjah tahun 35 H/ 656 M.[19]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Utsman bin Affan adalah salah satu
sahabat Nabi Muhammad yang menjabat khalifah ketiga setelah kekhalifahan Umar
bin Kaththab. Ialah salah satu dari sepuluh yang mendapat jaminan akan masuk
surga.Utsman dikenal sebagai pedagang yang dermawan dan murah hati.
Dia masuk Islam berkat upaya Abu Bakar.Utsman adalah salah seorang
yang masuk Islam di masa awal dakwah Rasulullah dan salah seorang dari sepuluh
orang yang pertama kali masuk Islam.Utsman dijuluki “Dzu Nurain”, karena
mendapatkan dua anugrah, yaitu dinikahkan dengan dua puteri Nabi Muhammad,
Ruqayyah dan Ummu Kulsum.
Pemerintahan khalifah Utsman mengalami
masa kemakmuran dan berhasil dalam beberapa tahun pertama pemerintahannya. Ia
melanjutkan kebijakan-kebijakan khalifah Umar. Pada separuh terakhir masa
pemerintahan, muncul kekecewaan dan ketidakpuasan di kalangan masyarakat karena
ia mulai mengambil kebijakan yang berbeda dari yang sebelumnya. Utsman
mengangkat keluaarganya (Bani Umayyah) pada kedudukan yang lebih tinggi.
Sehingga terjadilah fitnah yang mengakibatkan Utsman terbunuh.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan
Ibrahim Hasan.2001.Sejarah dan Kebudayaan Islam.Jakarta.Kalam Mulia.
Siti
Maryam,dkk.2003.Sejarah Peradaban Islam.Yogyakarta.Lesfi.
Al-‘Usairy,Ahamad.2012.Sejarah
Islam.Jakarta.Akbar Media.
Joesoef
Sou’yb.1979.Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin.Jakarta.Bulan Bintang.
[1]Al-‘Usairy,
Ahmad. 2012. Sejarah Islam. Jakarta.Akbar Media.hlm 163
[2] Hasan
Ibrahim Hasan.2001. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta.Kalam Mulia. Hlm 479
[3]
Al-‘Usairy, Ahmad. 2012. Sejarah Islam. Jakarta.Akbar Media.hlm 163
[4] Hasan
Ibrahim Hasan.2001. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta.Kalam Mulia. Hlm 480
[5]
Suhardi19701001.blogspot.com/2013/03/kepemimpinan-utsman-bin-affan-dan-dugaan.html
[6]
Al-‘Usairy, Ahmad. 2012. Sejarah Islam. Jakarta.Akbar Media.hlm 165
[7] Joesoef
Sou’yb.1979.Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin.Jakarta.Bulan Bintang.hlm 324
[8]
Al-‘Usairy, Ahmad. 2012. Sejarah Islam. Jakarta.Akbar Media.hlm 165
[9] Hasan
Ibrahim Hasan.2001. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta.Kalam Mulia.hlm 486
[10] Hasan
Ibrahim Hasan.2001. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta.Kalam Mulia.hlm 487
[11]
Adentatho.blogspot.com/2011/09/kebijakan-pada-masa-pemerintahan-utsman.html
[12]
Adentatho.blogspot.com/2011/09/kebijakan-pada-masa-pemerintahan-utsman.html
[13] Siti
Maryam,dkk.Sejarah Peradaban Islam.Lesfi.Yogyakarta.2003.hlm 48
[14]
Adentatho.blogspot.com/2011/09/kebijakan-pada-masa-pemerintahan-utsman.html
[15]
Suhardi19701001.blogspot.com/2013/03/kepemimpinan-utsman-bin-affan-dan-dugaan.html
[16] Hasan
Ibrahim Hasan.2001. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta.Kalam Mulia.hlm 489
[17]
Suhardi19701001.blogspot.com/2013/03/kepemimpinan-utsman-bin-affan-dan-dugaan.html
[18]
Al-‘Usairy, Ahmad. 2012. Sejarah Islam. Jakarta.Akbar Media.hlm 170
[19]
Al-‘Usairy, Ahmad. 2012. Sejarah Islam. Jakarta.Akbar Media.hlm 171
Tidak ada komentar:
Posting Komentar