Minggu, 22 Desember 2013

MAKALAH
PEMIKIRAN DAN PEMBAHARUAN MUHAMMAD IQBAL
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dalam mata kuliah Tauhid
Dosen Pengampu : Zuhrotul Latifah S.Ag, M.Hum

Disusun Oleh :
Haniah Al-Mu’tamiroh-13120062
M. Ilham Nugroho-13120003
M. Khoirul Hadi-13120113

FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
SEJARAH DAN KEBUAYAAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA 2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiratAlllah SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga makalah “Muhammad Iqbal” dapat diselesaikan
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,  beserta keluarga dan para sahabatnya.yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang menderang .
Makalah ini kami tulis untuk memenuhi tugas Tauhid,juga untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai Muhammad Iqbal.
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua. Tentunya makalah ini jauh dari kata sempurna , maka kami berharap kritik dan sarannya demi kelancaran pembuatan makalah kami selanjutnya .

Yogyakarta,   Oktober 2013


Penulis












DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A.      Biografi Muhammad Iqbal.............................................................................................5
B.      Karya karya Muhammad Iqbal......................................................................................5
C.      Pemikiran Muhammad Iqbal ........................................................................................6
D.     Pembaharuan Muhammad iqbal...................................................................................7
BAB III PENUTUPAN
A.      Kesimpulan  ..................................................................................................................8
DAFTAR PUSAKA................................................................................................................9


                                                                                                                             







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Agama yang diridhai oleh Allah yaitu agama Islam, dalam Islam umat muslim diajarkan dengan berbagai bidang ilmu,seperti Ilmu Tauhid. Ilmu Tauhid dipelajari manusia agar manusia mengerti agama yang sebenarnya. Ilmu tersebut diambil dari sumber yang benar , yaitu Alquran dan Hadits, juga atas pemikiran atau pedapat yang dikemukakan oleh para Alim Ulama atau ahlinya.
 Salah satu seorang ahli yang mempunyai pendapat mengenai Tauhid, yaitu Muhammad Iqbal.
Dalam makalah kita kali ini ,kita akan membahas tentang biaografi serta pemikiran Muhammad Iqbal.

B.     Rumusan Masalah
1)    Siapakah  Muhammad Iqbal ?
2)    Apa karya-karya Muhammad Iqbal ?
3)    Bagaimana pemikiran Muhammad Iqbal?
4)    Bagaimana pembaharuan Muhammad Iqbal?









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Biografi Muhammad Iqbal
             Muhammad Iqbal (1877-1938 M) lahir di Sialkot, Punjab, wilayah Pakistan (sekarang), 9 Nopember 1877M, dari keluarga yang religius. Ayahnya, Muhammad Nur adalah seorang tokoh sufi, sedang ibunya, Imam Bibi, juga dikenal sebagai muslimah yang salehah. Iqbal wafat pada usia 60 tahun pada tanggal 19 april 1938.[1]
           Pendidikan formalnya dimulai di Scottish Mission School, di Sialkot, di bawah bimbingan Mir Hasan, seorang guru yang ahli sastra Arab dan Persia. Kemudian di Goverment College, di Lahore, sampai mendapat gelas BA, tahun 1897, dan meraih gelar Master dalam bidang filsafat, tahun 1899, dibawah bimbingan Sir Thomas Arnold, seorang orientalis terkenal. Selama pendidikan ini, Iqbal menerima beasiswa dan dua medali emas karena prestasinya dalam bahasa Arab & Inggris[2].
B.   Karya-Karya Muhammad Iqbal
                Iqbal mewariskan banyak karya tulis, berbentuk prosa, puisi, jawaban atas tanggapan orang atau kata pengantar bagi karya orang lain.Ia sangat menyukai membaca dan menulis, sehingga karyanya begitu bagus dan indah. Kebanyakan karya-karya ini menggunakan bahasa Persia, semua ia maksudkan agar karyanya bisa diakses oleh dunia Islam, tidak hanya masyarakat India. Sebab, saat itu, bahasa Persi adalah bahasa yang dominan di dunia Islam dan dipakai masyarakat terpelajar.
               Berikut adalah karya-karya yang diwarisi Muhammad Iqbal :
·        The Development of Metaphysic in Persia (desertasi, terbit di London, 1908),
·         Asra-I Khudi (Lahore, 1916, tentang  proses mencapai insan kamil)
·         Rumuz-I Bukhudi (Lahore, 1918),
·         Javid Nama (Lahore, 1932),
·         The Reconstruction of Religious Thought in Islam (London, 1934),
·         Musafir (Lahore, 1936),
·         Zarb-I Kalim (Lahore, 1937),
·         Bal-I Jibril (Lahore, 1938), dan
·         Letters and Writings of Iqbal (Karachi, 1967, kumpulan  surat dan artikel Iqbal)


C.     Pemikiran Muhammad Iqbal
             Sebagai orang Islam ia berpendapat mengenai sesuatu tidak hanya dari opini atau pemikirannya saja, tetapi ia juga mengambil dari Alquran. Karena Alquran merupakan pedoman bagi umat manusia, yang bertujuan meningkatkan kesadaran manusia lebih tinggi dalam hubungannya denganTuhan dan alam semesta.
           Dalam pemikiran filsafat, Iqbal mengumandangkan misi kekuatan dan kekuasaan Tuhan, selain itu beliau juga menyatakan bahwasanya pusat dan landasan organisasi kehidupan manusia adalah ego yang dimaknai sebagai seluruh cakupan pemikiran dan kesadaran tentang kehidupan.[3]
           Berikut adalah beberapa pemikiran Muhammad Iqbal tentang Islam :
1.     Islam seperti matahari, bila ia tenggelam di barat, maka sebenarnya ia muncul di timur.
2.     Berhenti tak ada tempat di jalan ini. Sikap lamban berarti mati. Siapa yang bergerak dialah yang maju kedepan. Siapa berhenti sejenak sekalipun pasti tergilas.
3.     Hasrat keagamaan lebih tinggi menjulang daripada filsafat.
4.     Bila kita mempelajari keempat sumber hukum Islam yang sudah diterima dan alasan-alasan yang dikemukakan, maka hilanglah mazhab-mazhab kita yang telah kita akui, yang diduga kaku itu, dan jelas ada kemungkinan ke arang evolusi lebih lanjut.[4]
           Dalam pandangan Iqbal, dunia bukan sesuatu yang hanya perlu dilihat atau dikenal lewat konsep-konsep tetapi sesuatu yang harus dibentuk dan dibentuk lagi lewat tindakan-tindakan nyata. Maka, seharusnya memiliki strategi untuk menyusun suatu  rencana dalam kehidupan  ini.
D.   Pembaharuan Muhammad Iqbal
           Pembaharuan bisa disebut dengan tajdid, tajdid diartikan sebagai upaya dan aktivitas untuk mengubah kehidupan umat Islam dari keadaan yang sedang berlangsung kepada keadaan yang akan diwujudkan demi upaya kesejahteraan (kemaslahatan hidup) baik di dunia maupun diakhirat yang dikehendaki oleh Islam.[5]
           Pandanga Iqbal terhadap Islam dilihat dari kepercayaan beliau bahwa cara untuk meningkatkan kesejahteraan umat Islam adalah dengan seruan pembaharuan.[6] Ide pembaharuanna antara lain:
§  Ijtihad memiliki kedudukan penting dalam pembaharuan Islam, dan pintu ijtihad tetap terbuka.
§  Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme.
§  Kemunduran umat Islam disebabkan kejumudan (kebekuan) dalam berfikir.
§  Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
§  Umat islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.[7]







BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
      Muhammad Iqbal merupakan sosok pemikir multi disiplin. Di dalam dirinya berhimpun kualitas kaliber internasional sebagai seorang sastrawan, negarawan, ahli hukum, pendidik, filosof dan mujtahid. Sebagai pemikir Muslim dalam arti yang sesungguhnya, Iqbal telah merintis upaya pemikiran ulang terhadap Islam secara liberal dan radikal.
     Menurutnya Islam adalah way of life[8], maksudnya islam merupakan kehidupan yang harus kita jalani sesuai dengan kehendak-Nya.Dalam kehidupan pasti ada permasalah, maka masalah tersebut harus kita hadapi bukan kita hindari. Dan permasalahan yang dihadapi kita kaitkan dengan hukum Islam yang telah ditentukan.








DAFTAR PUSTAKA


Makalah Faisal Nur Amin/2011/12/19/Muhammad-Iqbal.
 http://adell-groovy.blogspot.com/2011/12/tajdid-pembaharuan-islam.html
Situs website:  Makalahmajannaii.blogspot.com/2012/04.pemikiran-muhammad-iqbal-islam-dinamis.html . diakses pada 3 Oktober 2013.
    Situs website: nicohendrick.wordpress.com/2009/11/18/pemikiran-pembaharuan-muhammad-iqbal/ . diakses pada 10 Oktober 2013.
http://irfront.net/post/articles/iqbal-dan-pemikiran-reformis-ii/



[1] makalah Faisal Nur Amin/2011/12/19/Muhammad -Iqbal
[2] Nicihendrick.wordpress.com/2009/11/18/pemikiran-pembaharuan-muhammad-iqbal/
[3] Nicohendrick.wordpress.com/2009/11/18/pemikiran-pembaharuan-muhammad-iqbal/
[4] makalah Faisal Nur Amin/2011/12/19/Muhammad -Iqbal
[5] htt http://adell-groovy.blogspot.com/2011/12/tajdid-pembaharuan-islam.html
[6] http://irfront.net/post/articles/iqbal-dan-pemikiran-reformis-ii/
[7] htt http://adell-groovy.blogspot.com/2011/12/tajdid-pembaharuan-islam.html
[8] Makalahmajannaii.blogspot.com/2012/04/pemikiran-muhammad-iqbal-islam-dinamis.html 

Senin, 02 Desember 2013

Pemerintahan Utsman bin Affan



BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
                         Islam merupakan agama yang disempurnakan oleh Allah SWT yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Setelah agama Islam disempurnakan, maka selesailah tugas Rasulullah di dunia.Allahpun menyuruh malaikat Izrail untuk menyabut nyawa Rasulullah. Mendengar kabar bahwa Rasulullah telah wafat dan tidak meninggalkan pesan siapakah pengganti setelahnya, kaum muslimin bermusyawarah untuk menentukan khalifah setelah Rasulullah SAW. Maka terpilihlah khalifah-khalifah yang terpilih sebagai pengganti Rasulullah.
                         Khalifah-khalifah yang terpilih adalah Abu Bakar Ash Shiddiq,Umar bin Khaththab,Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib. Mereka dinamai Al Khulafa Ar Rasyidun, yang artinya khalifah-khalifah yang bijaksana. Dan dalam makalah ini kita akan membahas pemerintahan khalifah Utsman bin Affan,yaitu khalifah setelah khalifah Umar bin Khaththab.
                         Sebelum Umar bin Kaththab meninggal, dia memilih enam orang sahabatnya yang mendapatkan kabar gembira dari Rasulullah bahwa mereka akan masuk surga. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali, Thalhah, Zubair, Abdur Rahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqqash. Umar beerwasiat kepada enam orang ini untuk memilih salah seorang di antara mereka untuk menjadi khalifah.[1]
B. Rumusan Masalah
1.       Bagaimana biografi Utsman bin Affan ?
2.       Apa faktor-faktor terpilihnya Utsman menjdi khalifah ?
3.       Bagaimana kebijakan-kebijakan pemerintahan Utsman ?
4.       Bagaimana reaksi masyarakat saat pemerintahan Utsman ?
5.       Bagaimana akhir pemerintaha Utsman ?















BAB II
PEMBAHASAN

                          Wafatnya Umar bin Khaththab karena ditikam oleh Fairuz, yaitu seorang budak Persia yang dendam  kepada Umar karena kekuasaan mereka hancur dan negeri mereka berada di bawah kekuasaan bangsa Arab [2]. Sebelum Umar bin Kaththab meninggal, dia memilih enam orang sahabatnya yang mendapatkan kabar gembira dari Rasulullah bahwa mereka akan masuk surga. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali, Thalhah, Zubair, Abdur Rahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqqash. Umar beerwasiat kepada enam orang ini untuk memilih salah seorang di antara mereka untuk menjadi khalifah[3]. Terpilihlah Utsman sebagai Khalifah setelah Umar atas pertimbangan kaum muslimin. Dan kita akan mengetahui siapakah Utsman dan bagaimana perjalanan pemerintahan Utsman ketika itu.
A.      Biografi Utsman bin Affan
         Utsman bin Affan  bin Abu Al ‘Ash bin Umayah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushay Al Amaw Al Qurasyi lahir pada tahun 574 Masehi.Ibunya bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Habib bin Abdu Syams.Nenek dari ibunya bernama Al Baidha’ binti Abdul Muthathalib, bibi Rasulullah SAW[4].
         Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin.Dia berasal dari Bani Umayyah dan dari kalangan terpandang di tengah mereka.Utsman dikenal sebagai seorang pedagang kaya raya yang dermawan dan murah hati.Di kalangan bangsa Arab ia tergolong konglemerat, tetapi perilakunya sederhana.Seluruh hidupnya diabdikan untuk syiar agama Islam dan seluruh kekayaannya didermakan untuk kepentingan umat Islam.[5]
         Utsman bin Affan masuk Islam pada usia 34 tahun.Berawal dari kedekatannya dengan Abu Bakar, beliau dengan sepenuh hati memeluk Islam. Utsman adalah salah seorang yang masuk Islam di masa awal dakwah Rasulullah dan salah seorang dari sepuluh orang yang pertama kali masuk Islam.[6]
         Utsman bin Affan itu kawin dengan Ruqayah binti Muhammad , puteri Nabi Muhammad.[7] Ketika kaum musyrikin Quraisy menganiaya kaum Muslimin,Utsman termasuk kelompok pertama yang hijrah bersama isterinya ke Habsyi. Utsman termasuk sahabat yang selalu ikut dalam berbagai peperangan kecuali dalam Perang Badar, karena tidak diizinkan oleh Rasulullah agar menemani dan merawat Ruqayah yang sedang sakit sampai ia wafat dan dimakamkan pada hari emenangan Muslimin dalam perang Badar.Setelah itu, Utsman dinikahkan Rasulullah dengan Ummu Kultsum, puteri Rasulullah, pada tahun 3 H/ 625 M. Utsman bin Affan dijuluki Dzunnurain yang berarti orang yang mendapat anugerah dua cahaya, yakni sebagai orang yang mendapatkan anugerah memperisteri dua puteri Rasulullah SAW : Ruqayah dan Ummu Kultsum.Ummu Kultsum wafat pada tahun 9 H/631 M.
         Utsman dikenal memiliki dua sifat utama dalam dirinya, yakni :
1.       Rasa malu. Tidak ada seorang pun yang memiliki dua sifat utama yang demikian kuat sebagaimana yang dimiliki oleh Utsman. Sampai-sampai Nabi SAW malu padanya dan bersabda dalam hadits riwayat Muslim, “Tidakkah engkau malu pada seorang lelaki di mana malaikat pun sangat malu padanya.”
2.       Pemurah. Tidak ada seorang pun dari kalangan Quraisy yang memiliki sifat pemurah melebihi diri.[8]
B.      Faktor-Faktor Terpilihnya Utsman Menjadi Khalifah
                Ketika Umar bin Khaththab jatuh sakit, dibentuklah dewan musyawarah yang terdiri dari Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Sa’ad bin Abu Waqqash, Abdurrahman bin Auf, Az zubair bin Al ‘Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Abdullah bin Umar. Namun, khusus untuk Abdullah bin Umar tidak dicalonkan apalagi dipilih.
                Ketika musyawarah itu berlangsung, Abdurrahman bin Auf memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa diantara mereka yang bersedia mengundurkan diri. Lalu ia mengundurkan diri dari pencalonan dan tiga diantara mereka menyusul. Tinggallah Utsman dan Ali. Abdurrahman ditunjuk sebagai penentu. Abdurraman bermusyawarah dengan para sahabatnya dan para komandantentara serta bersama para tokoh terkemuka kaum Muslimin untuk menentukan siapa yang lebih pantas untuk dipilih dan diangkat sebagai khalifah diantara para calon.[9]
                Abdurrahman bin Auf memantau pendapat masyaraka, suara masyarakat pada saat itu cenderung memilih Utsman menjadi khalifah ketiga. Sejak saat itu, tampaklah dalam masyarakat Islam persaingan di antara meraka; satu kelompok sebagai pendukung Ali dan satunya  lagi sebagai pendukung Utsman.[10] Setelah memperhatikan dan bermusyawrah Abdurrahman memutuskan Utsman menjadi khalifah. Maka dibai’atlah Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga setelah khalifah Umar bin Khaththab.
                Adapun terpilihnya Utsman bin Affan menjadi khalifah disebabkan oleh beberapa faktor :
*     Salah seorang dari sepuluh orang yang mendapat jaminan akan masuk surga;
*     Teladan berkopetensi;
*     Salah seorang di antara para perawi hadits;
*     Dipercaya oleh kaum muslimin;
*     Ketika pemilihan masyarakat cenderung memilihnya;
*     Ketika ditanya sanggup memegang pemerintahan Utsman menjawab sanggup, sedangkan Ali menjawab hanya akan mengambil langkah sepengetahuannya;
*     Seorang yang dermawan.
C.      Kebijakan-Kebijakan pemerintahan Utsman bin Affan
1.       Administrasi Pemerintahan
        Pelaksanaan administrasi pemerintah di daerah, Khalifah Utsman bin Affan mempercayakan kepada seorang gubernur untuk setiap wilayah atau propinsi. Pada masa kekhalifahan Madinah dibagi menjadi 10 propinsi dengan masing-masing gubernur/amirnya, yaitu :
·         Nafi’ bin al-Haris al-Khuza’i, Amir wilayah Makkah;
·         Sufyan bin Abdullah al-Tsaqafi, Amir wilyah Thaif
·         Ya’la bin Munabbih Halif Bani Naufal bin Abd. Manaf, Amir wilayah Shana’a
·         Abdullah bin Abi Rabiah, Amir wilayah al-Janad;
·         Utsman bin Abi al-Ash al-Tsaqafi, Amir wilyah Bahrain;
·         Al-Mughirah bin Syu’bah al-Tsaqafi, Amir wilayah Kuffah;
·         Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy’ari, Amir wilayah Basarah;
·         Muawiyah bin Abi Sufyan, Amir wilayah Damaskus;
·         Umair bin Sa’ad, Amir wilayah Himsh;
·         Amr bin Ash al-Sahami, Amir wilayah Mesir.[11]
                Gubernur atau Amir adalah wakil khalifah di daerah untuk melaksanakan tugas administrasi pemerintah dan bertanggungjawab  kepadanya.
2.       Perluasan Wilayah Islam
                Masa pemerintahan Utsman bin Affan tidak terputus dengan rangkaian penaklukan yang dilakukan kaum muslimin pada masa pemerintahan khalifah umar bin khathab.Utsman harus bekerja lebih keras lagi dalam mempertahankan dan melanjutkan perjuangan panji Islam, karena pada pemerintahan sebelumnya telah tersiar negeri-negeri yang telah ditaklukan oleh Islam , sehingga adanya ancaman dan rintangan pemberontakan berbalik dari  pihak mereka.Akan tetapi, Utsman dapat meredakan dan mengatasinya dengan baik, bahkan pada masa ini Islam berhasil tersebar hampir ke seluruh belahan dunia, mulai dari Anatolia, dan Asia kecil, armenia, Kaukus, Bulukhistan, Afganistan , Azarbaijan, Kurdistan, Heart, Tus, Naisabur, Samarkand, Tashkent, Turkmenistan, Khurasan dan Thabrani Timur hingga Timur Laut seperti Libya, Aljazair, Tunisia, Maroko dan Ethiopia.[12] Maka Islam lebih luas wilayahnya jika dibandingkan dengan Imperium sebelumnya yakni Romawi dan Persia karena Islam telah menguasai hampir sebagian besar daratan Asia dan Afrika.
3.       Pembentukan Armada Laut Islam Pertama
                Sebenarnya ide untuk membuat armada laut sudah ada sejak kekhalifahan Umar bin Khathab,namun ketika itu Umar menolaknya, karena khawatir akan membebani kaum Muslimin pada saat itu.
                Pada kekhalifahan Utsman, Muawiyah meminta izin agar dibangunnya armada laut,karena harus menghadapi serangan-serangan Angkatan Laut Romawi di daerah-daerah pesisir provinsinya.Permohonan itu di kabukan,dengan syarat pembuatan Armada Laut tersebut tidak memaksakan kaum muslimin,hanya oarang-orang sukarela membuatnya. Muawiyah menyetujuinya, dan pembuatan Armada Laut terlaksana dengan baik, sehingga dapat merebut kekuasaan wilayah Romawi.
4.       Pembangunan Sarana-Sarana Kepentingan Umum
                Pembangunan sarana-sarana di wilayah-wilayah kekhalifahan Islam  masa pemerintahan. Utsman bin Affan yang luas berkembang pesat.pada masanya Utsman bin Affan membangun angkatan laut, membangun sebuah bendungan yang besar untuk melindungi Madinah dari bahaya banjir dan mengatur persediaan air untuk kota itu.Ia juga membangun jalan, masjid, jembatan, rumah tamu di berbagai wilayah dan memperluas Masjid Nabawi.[13]
                Jalan-jalan yang menuju ke Madinah dilengkapi dengan fasilitas  bagi para pendatang. Tempat-tempat persediaan air dibangun di Madinah,di kota-kota padang pasir,dan di ladang-ladang peternakan unta dan kuda.[14] Pembangunan sarana –sarana ini menunjukan bahwa Utsman bin Affan sebagai khalifah sangat peduli dan memperhatikan kemaslahatan publik.
5.       Kodifikasi Alquran
                Pada masa khalifah Abu Bakar penyusunan Alquran dilakukan atas usulan dari Umar bin Khaththab yng kemudian disimpan di tangan isteri Nabi Hafsah binti Umar.ketika kekhalifahan dipegang Utsman penyebaran Islam semakin luas maka banyak ditemukan perbedaan lahjan dan bacaan terhadap Alquran. Maka Utsman  menyusun kembali Al-Qur’an yang ada pada Hafsah binti Umar dan menyeragamkannya kedalam bahasa Quraisy agar tidak terjadi perselisihan antara umat dikemudian hari.
                Khalifah Utsman menginginkan agar agar kitab Alquran tidak mempunyai banyak versi bacaan dan bentuknya, sehingga mushaf berbagai versi masing-masing kabilah di bakar kecuali mushaf yang sesuai dengan naskah Alquran aslinya.[15]
D.     Reaksi Masyarakat ketika pemerintahan Utsman bin Affan
        Ketika Utsman bin Affan terpilih menjadi khalifah, kaum muslimin terbagi menjadi pendukung kaum Amawi dan Hasyimi atau Alawi.[16] Walaupun begitu Utsman menjalankan pemerintahannya dengan baik. Akan tetapi, ketika pergantian gubernur yang di ganti dari Bani Umayyah, masyarakat menuduhnya bahwa ia telah melakukan nepotisme. Mereka juga menuduh pejabat-pejabat Umayyah suka menindas dan menyalahkan harta Baitul Mal.[17]
         Utsman adalah seorang yang sederhana dan lemah lembut, sehingga dimanfaatkan oleh keluarganya , pemerintahanya berada di bawah kendali para familinya. Langkah politiknya yang lemah dan keterpihaknya kepada kaum kerabat telah menimbulkan kebencian dari penduduk Madinah dan sejumlah besar penduduk kota-kota di berbagai negeri Islam. Maka timbullah fitnah yang mengkibatkan terbunuhnya Utsman.   
E.      Akhir Pemerintahan Utsman bin Affan
Enam tahun pemerintahan Utsman bin Affan berjalan dengan baik, yaitu masa yang penuh dengan prestasi dan kesejahteraan perekonomian yang tidak ada duanya. Pada saat itu administrasi berjalan dengan efektif dan perluasan wilayah Islam berkembang pesat sampai wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kekuasaan di Madinah  saat itu.
Pada tahun-tahun berikutnya kejayaan itupun mulai tergoncang dan goyah, berbalik dari sebelumnya. Itu disebabkan adanya fitnah dan kedengkian musuh-musuh Islam yang diarahkan  kepada khalifah Utsman bin Affan. Akibatnya pemberontakan terjadi, mereka mengepung kediaman Utsman bin Affan .[18] Utsman meminta pengiriman pasukan ke Madinah, akan tetapi pemberontak itu berhasil memasuki rumah Utsman. Mereka membunuh Utsman yang sedang membaca Alquran dengan pedang dan merampok harta Baitul Mal. Peristiwa ini terjadi pada bulan Dzulhijjah tahun 35 H/ 656 M.[19] 





















BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
        Utsman bin Affan adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang menjabat khalifah ketiga setelah kekhalifahan Umar bin Kaththab. Ialah salah satu dari sepuluh yang mendapat jaminan akan masuk surga.Utsman dikenal sebagai pedagang yang dermawan dan murah hati.
        Dia masuk Islam berkat  upaya Abu Bakar.Utsman adalah salah seorang yang masuk Islam di masa awal dakwah Rasulullah dan salah seorang dari sepuluh orang yang pertama kali masuk Islam.Utsman dijuluki “Dzu Nurain”, karena mendapatkan dua anugrah, yaitu dinikahkan dengan dua puteri Nabi Muhammad, Ruqayyah dan Ummu Kulsum.
        Pemerintahan khalifah Utsman mengalami masa kemakmuran dan berhasil dalam beberapa tahun pertama pemerintahannya. Ia melanjutkan kebijakan-kebijakan khalifah Umar. Pada separuh terakhir masa pemerintahan, muncul kekecewaan dan ketidakpuasan di kalangan masyarakat karena ia mulai mengambil kebijakan yang berbeda dari yang sebelumnya. Utsman mengangkat keluaarganya (Bani Umayyah) pada kedudukan yang lebih tinggi. Sehingga terjadilah fitnah yang mengakibatkan Utsman terbunuh.













DAFTAR PUSTAKA

Hasan Ibrahim Hasan.2001.Sejarah dan Kebudayaan Islam.Jakarta.Kalam Mulia.
Siti Maryam,dkk.2003.Sejarah Peradaban Islam.Yogyakarta.Lesfi.
Al-‘Usairy,Ahamad.2012.Sejarah Islam.Jakarta.Akbar Media.
Joesoef Sou’yb.1979.Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin.Jakarta.Bulan Bintang.




[1]Al-‘Usairy, Ahmad. 2012. Sejarah Islam. Jakarta.Akbar Media.hlm 163
[2] Hasan Ibrahim Hasan.2001. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta.Kalam Mulia. Hlm 479
[3] Al-‘Usairy, Ahmad. 2012. Sejarah Islam. Jakarta.Akbar Media.hlm 163
[4] Hasan Ibrahim Hasan.2001. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta.Kalam Mulia. Hlm 480
[5] Suhardi19701001.blogspot.com/2013/03/kepemimpinan-utsman-bin-affan-dan-dugaan.html
[6] Al-‘Usairy, Ahmad. 2012. Sejarah Islam. Jakarta.Akbar Media.hlm 165
[7] Joesoef Sou’yb.1979.Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin.Jakarta.Bulan Bintang.hlm 324
[8] Al-‘Usairy, Ahmad. 2012. Sejarah Islam. Jakarta.Akbar Media.hlm 165
[9] Hasan Ibrahim Hasan.2001. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta.Kalam Mulia.hlm 486
[10] Hasan Ibrahim Hasan.2001. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta.Kalam Mulia.hlm 487
[11] Adentatho.blogspot.com/2011/09/kebijakan-pada-masa-pemerintahan-utsman.html
[12] Adentatho.blogspot.com/2011/09/kebijakan-pada-masa-pemerintahan-utsman.html
[13] Siti Maryam,dkk.Sejarah Peradaban Islam.Lesfi.Yogyakarta.2003.hlm 48
[14] Adentatho.blogspot.com/2011/09/kebijakan-pada-masa-pemerintahan-utsman.html
[15] Suhardi19701001.blogspot.com/2013/03/kepemimpinan-utsman-bin-affan-dan-dugaan.html
[16] Hasan Ibrahim Hasan.2001. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta.Kalam Mulia.hlm 489
[17] Suhardi19701001.blogspot.com/2013/03/kepemimpinan-utsman-bin-affan-dan-dugaan.html
[18] Al-‘Usairy, Ahmad. 2012. Sejarah Islam. Jakarta.Akbar Media.hlm 170
[19] Al-‘Usairy, Ahmad. 2012. Sejarah Islam. Jakarta.Akbar Media.hlm 171